0

Kasih Ibu Sepanjang masa.

Posted by Unknown on 12:20 AM
Allo, mademoiselle et Monsieur..
im coming back hoho..
Long time not posting, did you miss me? :-D
Straight to the point, here i wanna to describe about this word "Mama"
but not me made this story, but i just changed a little..

Rasa bahagia tak kunjung sirna saat seorang malaikat tahu perutnya buncit, tak kala senyum selalu dibibirnya, antara rasa takut, bahagia, hati - hati bercampur dihatinya saat sedang melakukan setiap aktivitasnya. Setiap detik, setiap menit, setiap jam setiap hari perut membesar. Meski berat tak ada yang mampu membuatnya bertahan hidup, kecuali benih didalam kandungannya. Menangis.. tertawa.. sedih.. dan bahagia.. tak berbeda baginya, karena ia lebih mementingkan apa yang dirasa sikecil diperutnya.
Sering kali ia bertanya "menangiskah ia?" "tertawakah ia?" "sedihkah?" atau "bahagiakah ia dialam sana?"

Tak kuasa sang malaikat mempertarukan nyawanya demi malaikat kecilnya. Ketika kematian didepan matanya pun tak dihiraukannya, asalkan malaikat kecilnya hidup.
Rasa sakit pun sirna, ketika mendengar suara yang bising tapi sangat mengaharukan baginya, tak peduli lagi darah dan keringat bercucuran hatinya terkelupas rasa bangga.

Detik itu berubah, menjadi sebuah kebahagian yang menjadi episode cinta yang baru saja berputar. Tak ada yang lebih membanggakan untuk diperbincangkan selain malaikat kecilnya. Tak ada satu tema pun yang paling menarik untuk didiskusikan, kecuali malaikat kecilku.

Kata pertama yang diucapan mulut polosnya "mama" tak kuasa hatiku menahan keharuan, saat baru pertama berdiri, malaikat kecilku berteriak histeris, antara haru bangga dan sedikit takut sikecilku terjatuh dan terluka.

Hari pertama sekolah adalah saat pertama kali matanya menyaksikan langkah awal kesuksesannya. Meskipun disaat yang sama, pikiranku terus menerawang dan bibirku tak henti berdoa. Berharap sang suami tak terhenti rezekinya agar langkah kecil itu pun tak terhenti ditengah jalan.

"Demi anak", "Untuk anak", menjadi alasan utama, ia berbelanja keperluan sikecil, selalu mengigat anaknya dalam setiap suapan nasinya, setiap gigitan kuenya, setiap kali hendak berbelanja baju untuknya. Padahal baru kemarin sore ia baru membeli baju sikecil. Meskipun kadang-kadang ia harus berhutang, lagi-lagi atas satu alasan "Demi Anak". Disaat malaikat tersebut pusing dengan pikirannya mengatur uang yang terbatas, diperiksalah catatanya.
Dikertas itu tertulis:
  1.  Beli susu anak
  2. Uang sekolah anak, 
  3. Keperluan anak,
  4. dan nomor selanjutnya baru kebutuhan yang lain.
Tapi jelas disitu kebutuhan anak menjadi prioritasnya. Bahkan, tak ada beras dirumah pun tak mengapa asalkan susu sikecil tetap terbeli. Takkan dibiarkan sikecil menangis, apapun akan dilakukan agar senyum dan tawa riangnya tetap terdengar:'

Posisinya terkadang berubah
Ia menjadi guru yang tak pernah digaji
Ia menjadi pembantu yang tak pernah dibayar
Ia menjadi pelayan yang sering lupa dihargai. Dan ia menjadi baby sitter yang paling setia.

Sesekali ia menjelma menjadi putri salju yang bernyayi merdu menunggu suntingan sang pangeran.
Keesokan harinya ia rela menjadi kuda meringkik, berlari mengejar dan menghalau musuh agar tak menganggu anaknya. Atau ketika ia dengan lihainya menjadi seekor kelinci yang melompat lompat mengelilingi kebun, mencari wortel untuk makan sehari-hari.. Hanya tawa dan cerit lucu yang ingin didengarnya dari kisah kisah yang tak pernah absen didongengkannya.. Kantuk dan lelah tak lagi dihiraukannya, walau harus menyamarkan suara menguapnya dengan auman harimau, atau berpura-pura si nenek sihir terjatuh dan mati sekedar bisa untuk memejamkan mata barang kali sedetik. Namun, sikecil belum juga terpejam dan memintanya menceritakan dongeng kesekiannya. Dalam kantuknya ia pun terus mendongeng.

Tak ada yang dilakukannya disetiap pagi sebelum menyiapkan sarapan anak-anak yang akan berangkat kesekolah. Serta merta kalimat "sudah makan belum?" tak lupa terlontar saat anak baru pulang sekolah. Pertanyaan itu masih terus ada meskipun sekarang anaknya sudah menjadi orang dewasa yang bisa membeli makan siang disekolah ( like my mom{} )
Saat anaknya mulai mengenal kehidupan luar yang jahat, sikecil yang tumbuh menjadi putri yang cantik mulai membantah ibunya, sakit rasanya tapi malaikat itu tetap sabar.

Hari ketika sianak menjadi dewasa dan telah mampu mengambil keputusan dalam hidupnya menentukan jalan hidup bersama pasangannya. Siapa yang paling menangis? Siapa yang lebih dulu menitikkan air mata? Lihatlah sudut matanya telah menjadi samudera air mata dalam sekejap. Langkah beratnya ikhlas mengantar buah hatinya ke kursi pelaminan.. Ia menangis melihat anaknya tersenyum bahagia dibalut gaun pengantin. Dai saat itu, ia pun sadar buah hati yang bertahun-tahun menjadi kubangan curahan cintanya itu tak lagi hanya miliknya. Ada satu hati lagi yang terlambat, yang dalam harapnya ia berlirih "Masihkah kau anakku?" Saat senja tiba, ketika keriput ditangan dan wajah mulai berbicara tentang usianya. Ia pun sadar bahwa masanya sebentar lagi kan berakhir.
Hanya satu pinta yang sering terucap dibibirnya, "Kalau mama gaada, kamu jangan sedih, mama ingin kamu bahagia selalu"

Sejak kecil mama telah mengajarkan arti cinta sebenarnya.
Mama adalah "Sekolah Cinta", 
Mama adalah sekolah yang hanya punya satu mata pelajaran, yaitu " Cinta ". 
Sekolah yang hanya punya satu guru, yaitu " Pecinta ", dan 
Sekolah yang semua murid-muridnya diberi satu nama: " Anakku Tercinta ".
Iloveyoumah♥

-groupthebiblesay

0 Comments

Post a Comment

Copyright © 2009 ENJOY AND BE INSPIRED! ☺ All rights reserved. Theme by Laptop Geek. | Bloggerized by FalconHive.